Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Bogor Hj.Sri Dwi Hartati, mengatakan ketika membuka kegiatan MOS bagi para siswa siswi baru Senin (16/7) mengatakan, kegiatan MOS di sekolahnya diikuti 312 siswa terdiri dari putra sebanyak 136 siswa dan putri sebanyak 176 siswa yang akan berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 16–18 Juli 2007 di lapangan basket SMA Negeri 6 Bogor.

Kegiatan ini memang berbeda dengan sekolah yang lainnya yang ada di Kota Bogor. “Saya punya keyakinan dengan pelatihan ini akan banyak manfaatnya bagi para siswa, “ katanya. Diharapkan bagi para siswa yang beragama muslim selama pelatihan wajib membawa peralatan ibadah dan non muslim kristiani harus membawa Al’kitab. Setiap ummat bergama harus senantiasa mendekatkan diri dengan Tuhan YME sehingga akan menjauhkan diri dari perbuatan – perbuatan yang terlarang seperti penyalahgunaan narkoba dan tawuran.

Ketua penyelenggara H. Wahidin, mengatakan, kegiatan MOS bertujuan untuk membantu siswa mengenal lebih dekat dengan lingkungan pendidikan sehingga akan termotivasi dan tercipta suasana edukatif yang kondusif.

Wahidin mengatakan, melalui MOS semacam ini akan memotivasi siswa untuk bersikap proaktif mengenal warga sekolah, sehingga tercipta rasa kekeluargaan yang harmonis, Membantu siswa memahami kehidupan sekolah sebagai lingkungan wawasan wiyatamandala serta Momotivasi siswa untuk membiasakan diri belajar secara terencana, percaya diri dan kondusif.

Sementara Ani Sumarni anggota komisi D DPRD Kota Bogor dari Fraksi Keadilan Sejahtera yang sempat hadir dalam kegiatan MOS tersebut mengaku, senang bisa datang ke SMA Negeri 6, karena SMA Negeri 6 mengadakan MOS yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang lain. “Ini adalah salah satu terobosan baru yang patut kita dukung bersama dan ini akan menjadi satu bentuk percontohan bagi sekolah-sekolah yang lainnya, “ujarnya.

Menurut Ani, pelaksanaan MOS di SMA Negeri 6 adalah MOS dalam bentuk pelatihan dan pengembangan konsep diri dan itu sangat cocok dengan karakter anak remaja kita yang sedang mencari konsep jati diri “Kita juga melihat bahwa ada banyak efisiensi yang dilakukan ketika bentuk MOS dilakukan dalam bentuk pelatihan, “ucapnya.

Sebab, lanjut Ani, bentuk MOS semacam ini tidak ada pembiayaan-pembiayaan baru, seperti harus menyediakan beragam macam hal-hal yang mubajir. Dan sangat jelas bahwa konsep latihan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kapasitas siswa. Diharapkan penerapan satu sistem MOS yang mampu dirasakan dan memberikan efisiensi penghematan pembiayaan diharapkan dilakukan di sekolah-sekolah lainnya di Kota Bogor.

Karena yang selama ini dirasakan ketika masuk sekolah orang tua sudah harus menyiapkan berbagai pembiayaan, apalagi kalau ditambah dengan MOS yang bermacam-macam dan kemudian harus membeli berbagai macam keperluan “Itu jelas akan memberatkan orang tua siswa dan mubajir karena tidak bermanfaat “katanya. Untuk itu Ani menilai, bahwa bentuk pelatihan di SMA Negeri 6 yang dilakukan dengan bentuk pelatihan dan konsep pengembangan diri, jauh lebih bermanfaat di bandingkan MOS – MOS sejenisnya